“New Normal” sebagai Strugle for Life

Ditulis oleh: Kanita Khoirun Nisa, S.Pd . MA

Beberapa bulan terakhir ini masyarakat Indonesia dihadapkan dengan masa pandemi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pandemi adalah penyakit yang menyebar secara global meliputi area geografis yang luas. Di dunia ada sebuah organisasi kelompok negara-negara yang bertujuan memperhatikan kesehatan dunia yang bernama WHO. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pandemi ini tidak ada hubungannya dengan tingkat keparahan penyakit, jumlah korban atau infeksi, akan tetapi pandemi berhubungan dengan penyebaran secara geografis. Pada tahun 2020 terjadi munculnya virus baru yang menggemparkan dunia hingga memakan korban jiwa. Virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 saat ini dinyatakan oleh WHO sebagai pandemi. Virus corona yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok tersebut telah menyebar ke berbagai negara di dunia.

New Normal arti dan maksud dalam konteks himbauan WHO ini adalah Kebiasaan Baru. Adanya New Normal diwajibkan dengan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran covid-19. Penerapan kebiasaan baru dimulai dengan terbiasa pakai masker, terbiasa cuci tangan, terbiasa pakai hand sanitizer, terbiasa jaga jarak dll.

Dalam menghadapi era New Normal, dibutuhkan strugle for life. Strugle for life yang dimaksud disini berarti masyarakat melewati masa perjuangan untuk menghadapi masa-masa era new normal. Melalui strugle for life, masyarakat dapat beradaptasi dengan keadaan yang baru. Dimana setelah beberapa bulan terakhir ini masyarakat membutuhkan sesuatu yang baru. Keadaan baru ini terlihat dari tempat hiburan seperti Mall dan pusat perbelanjaan yang sudah mulai dibuka. Tak hanya itu, area wisata juga sudah mulai dibuka. Beberapa destinasi wisata alam, yang beresiko lebih rendah lebih dahulu dibuka, dengan catatan pengelola harus siap menerapkan protokol kesehatan. Tempat wisata yang dianggap lebih berisiko rendah adalah wisata alam maupun wisata yang sifatnya lebih pada pendekatan ekosistem. Sebabnya, wisata jenis ini dianggap tak menimbulkan kerumunan wisatawan.