Pada Rabu, 30 September 2020 Prodi Pembangunan Masyarakat Desa Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta. Webinar ini dilakukan dengan menggunakan zoom meeting. Pada sesi ini mengambil isu tentang Kedaulatan Pangan: Sekarang dan Pasca Pandemi. Webinar tersebut menghadirkan dua narasumber yaitu Ayip Said Abdullah (Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Ketahanan Pangan) dan Ir. Christine Sri Widiputranti M.P (Dosen PMD STPMD APMD).
Diskusi ini dilatarbelakangi oleh sebuah sejarah gerakan sosial. La Via Campesina, merupakan kelompok petani yang berlokasi di belgia dan mencetuskan istilah kedaulatan pangan. Konsep kedaulatan pangan sebagai antitesis dari konsep revolusi hijau. Revolusi hijau dianggap mendiskriminasikan petani dan menjadikan mereka sebagai kelompok yang bergantung dengan input-input pertanian (pupuk kimia, dll).
Landasan perwujudan kedauatan pangan di Indonesia tertuang dalam UU No 18. Tahun 2012. Sejak tahun 2014, Presiden Joko Widodo melalui semangat Nawacita menetapkan kedaulatan pangan sebagai bagian dari kerangka pembangunan Indonesia. Padi, jagung, dan kedelai merupakan komoditi strategis untuk mewujudkan target swasembada pangan. Pada tahun 1996, Forum Pangan Dunia mulai memperkenalkan definisi kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan diartikan sebagai sebuah konsep yang mengedepankan aspirasi dan kebutuhan mereka yang memproduksi pangan, sistem pangan dan kebijakan dari pada permintaan pasar dan koperasi (KRKP: 2020)
Upaya integrasi kedaulatan pangan dalam kerangka pembangunan menjadi tantangan tersendiri. Alih fungsi lahan pertanian menjadi wilayah industri, urbanisasi masyarakat desa ke kota, kapitalisasi pasar yang mendsikriminasikan petani merupakan beberapa faktor yang menyebabkan muncul keraguan implementasi kedaulatan pangan. Diskursus tentang kedaulatan pangan tidak terbatas hanya pada ketersediaan pangan, akses terhadap pangan, pemanfaatan pangan, akan tetapi bersinggungan dengan berbagai macam hal meluputi persoalan kondisi sosial, ekonomi, politik seperti mekanisme pasar, regulasi, relasi kuasa, dan landscape.
Paparan pertama disampaikan oleh Ir. Christine Widiputranti M.P. Beliau menuturkan terkait pentingnya Lumbung Desa sebagai salah satu kunci ketahanan pangan nasional. Menurut data yang beliau himpun saat ini terjadi ironi berkaitan dengan kedaulatan pangan nasional kita. Jumlah lumbung desa yang semakin berkurang. Terjadi urbanisasi dimana mayoritas masyarakat desa terutama anak muda lebih memilih untuk meninggalkan desa dan bekerja di kota, serta alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan industri.
Pembicara kedua yaitu Ayip Said Abdullah mengamini pemaparan yang disampaikan oleh Ir. Christine Widiputranti M.P. Ayip sebagai Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan menuturkan bahwa diskriminasi dan kesalahan sistem ketahanan pangan di negara Indonesia ini terjadi masif dari hulu ke hilir. Ayip mencontohkan bahwa hampir seluruh sumber-sumber RAW bahan pangan dikuasai oleh pasar/pemilik modal. Sebagai penutup Ayip menuturkan bahwa berbicara tentang ketahanan tidak bisa sebatas hanya kepada sektor produksi. Ketahanan dan Kedaulatan pangan juga bersinggungan erat dengann sistem kapitalisasi di dunia ini, yang mana terjadi privatisasi hampir diseluruh sektor.
Materi pembicara dapat di unduh disini
E-Certificat unduh disini