Jumat 12 Juli 2024, Prodi Pembangunan Masyarakat Desa menyelenggarakan sosialisasi kelas pamong. Kelas Pamong adalah sebuah program yang dirancang khusus untuk pamong yang terdiri dari lurah/ kepala desa, perangkat, serta dukuh untuk dapat mampu mengenyam pendidikan di prodi PMD melalui sejumlah kurikulum dan model pembelajaran yang dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan pamong tersebut. Sebelumnya, sudah terdapat banyak pamong yang kemudian mengenyam pendidikan di PMD. Beberapa diantaranya adalah Pak Sarwidi yang merupakan dukuh dan Bapak Pandam yang merupakan bendahara kalurahan, beliau kedua berasal dari Kalurahan Sendangsari.
Sosialisasi kelas pamong ini diikuti oleh 16 orang yang merupakan representasi dari kalurahan Tirtomartani, Bimomartani, Tamanmartani, Sendangsari, dan Sriharjo. Pada sosialisasi ini dijelaskan pula bahwa kelas pamong memiliki opsi untuk dilakukan diluar kampus dan sesuai dengan kesepakatan. Kelas pamong juga memiliki fleksibilitas waktu yang kemudian dapat dilakukan setelah jam pulang kerja maupun pada hari Sabtu. Namun untuk dapat mendapat kesepakatan tempat dan waktu ini, kelas pamong harus memenuhi kuota minimal yakni 20 orang.
Acara dipandu oleh Sekretaris Prodi Hery Purnomo, S.Sos., M.P.A. dengan mengajak peserta sosialisasi untuk saling berkenalan, menceritakan mengenai kondisi setiap desa/ kalurahan asalnya, sharing proses pendidikan yang mereka butuhkan, serta penjelasan lebih lanjut mengenai Prodi Pembangunan Masyarakat Desa. Kaprodi Ibu Ir. Rini Dorojati, M.S. memberikan arahan bahwa “Perangkat desa harus berani untuk mengambil peluang ditengah perkembangan zaman untuk terus mengembangkan diri melalui aktualisasi ilmu pengetahuan. Aktualisasi ini bisa dilakukan salahsatunya melalui proses pendidikan di Prodi Pembangunan Masyarakat Desa. Kurikulum pendidikan vokasi ini cocok bagi perangkat desa karena lebih banyak dilakukan melalui praktik-praktik di tengah masyarakat, bukan hanya melalui proses pembelajaran di kelas”.
Tidak mudah untuk mengajak pamong untuk dapat menempuh pendidikan kembali, karena memang prioritas serta kemampuan waktu dan tenaga yang berbeda dari calon mahasiswa yang berasal dari kelas regular (lulusan SLTA yang baru). Namun segenap dosen meyakini bahwa perlu untuk mengembalikan Prodi Pembangunan Masyarakat Desa pada ruh awalnya, yakni sebagai bagian dari institusi dalam mengembangkan desa. Oleh karena itu meskipun terletak di kota, Prodi Pembangunan Masyarakat Desa ingin menyatu kembali dengan desa dengan cara salahsatunya melalui fasilitasi pendidikan bagi pamong karena pamong adalah wajah pemerintahan pertama, terkecil, dan paling dekat dengan Masyarakat. Semangat ini yang kemudian juga menjadi alasan Prodi Pembangunan Masyarakat Desa masih eksis dalam menyelenggarakan pendidikan yang khusus membahas mengenai desa ditengah globalisasi dan perubahan sosial ekonomi yang massif. (ame)
Testimoni dari alumni
Salalh satu peserta yang berasal dari pamong bertanya
kondisi sosialisasi pamong desa