Pada tanggal 13-14 Februari 2025, Program Studi Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) STPMD APMD Yogyakarta menggelar pelatihan digital marketing yang difasilitasi oleh LPK Independent Science Development Indonesia (ISD Indonesia). Acara ini dirancang secara eksklusif bagi mahasiswa PMD dengan tujuan memperluas wawasan serta membekali keterampilan dalam pemasaran digital guna mendukung pembangunan masyarakat desa di era digital saat ini.
Dalam realitas yang semakin digital, pemasaran berbasis teknologi menjadi suatu kebutuhan, terutama bagi masyarakat desa yang ingin mengembangkan usaha lokal agar lebih kompetitif di pasar yang lebih luas. Program Studi PMD STPMD APMD memahami kebutuhan tersebut dan mengambil langkah proaktif dengan mengadakan pelatihan ini. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam mengenai lanskap digital serta bagaimana strategi pemasaran yang efektif dapat diterapkan untuk kemajuan desa.
Pada hari pertama, pelatihan diawali dengan pemaparan materi oleh El Vika Mar Atul Khusna, seorang ahli digital marketing dengan latar belakang pendidikan di S1 Teknologi Industri Pertanian UGM. Beliau merupakan sosok yang telah banyak meraih prestasi di bidangnya dan memiliki pengalaman luas dalam mengembangkan strategi pemasaran digital, terutama dalam sektor pertanian dan pengembangan komunitas desa. Materi yang disampaikan meliputi pemahaman mendalam tentang lanskap digital, bagaimana kolaborasi online dapat dimanfaatkan untuk membangun bisnis berbasis komunitas desa, serta strategi pengelolaan media sosial, website, dan platform e-commerce yang dapat membantu meningkatkan daya saing produk desa di pasar digital.
Selain itu, peserta juga mendapatkan materi tentang manajemen proyek dalam pembangunan masyarakat desa berbasis digital. Topik ini mencakup konsep perencanaan dan implementasi proyek berbasis teknologi, bagaimana digitalisasi dapat diterapkan dalam pengelolaan usaha desa, serta studi kasus keberhasilan strategi pemasaran digital dalam pembangunan masyarakat desa. Pemaparan ini memberikan wawasan yang mendalam dan inspiratif bagi para mahasiswa, membuka perspektif baru mengenai pemanfaatan teknologi digital untuk pengembangan desa secara berkelanjutan.
Pada hari kedua, fokus kegiatan beralih ke diskusi mendalam mengenai materi yang telah disampaikan sebelumnya. Diskusi ini dirancang untuk menggali lebih dalam pemahaman mahasiswa mengenai digital marketing serta mengidentifikasi potensi penerapannya dalam konteks desa. Mahasiswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk membahas tantangan dan peluang dalam implementasi strategi digital di desa masing-masing. Setiap kelompok diminta untuk menyusun rencana implementasi yang konkret berdasarkan kondisi yang ada di desa mereka. Hasil diskusi kemudian dipresentasikan di hadapan peserta lain serta fasilitator dari ISD Indonesia, yang memberikan masukan dan saran guna memperkaya perspektif mahasiswa dalam mengembangkan strategi digital yang lebih aplikatif dan inovatif.
Pelatihan ini tidak hanya menjadi ajang untuk memahami konsep digital marketing, tetapi juga sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengekspresikan ide-ide kreatif dalam mengembangkan strategi pemasaran berbasis teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa. Dalam sesi diskusi, mahasiswa diajak untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi tantangan utama dalam penerapan digital marketing di desa, seperti keterbatasan akses internet, kurangnya literasi digital, serta kendala dalam membangun kepercayaan konsumen terhadap produk lokal yang dipasarkan secara daring.
Sebagai bagian dari pelatihan ini, mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka peroleh dalam simulasi strategi pemasaran digital. Mereka diminta untuk merancang kampanye digital marketing secara langsung, dengan mempertimbangkan penggunaan media sosial, teknik SEO, dan pemasaran melalui marketplace. Dengan bimbingan dari fasilitator, mahasiswa dapat memahami bagaimana cara membuat konten yang menarik, menyusun strategi branding produk, serta menerapkan metode pemasaran berbasis data guna meningkatkan efektivitas kampanye digital yang mereka rancang.
Salah satu poin penting dalam pelatihan ini adalah pentingnya kolaborasi dan jaringan dalam dunia digital marketing. Mahasiswa diajak untuk membangun jejaring dengan berbagai pihak, baik dengan sesama pelaku usaha desa, komunitas digital, maupun organisasi yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat. Dengan adanya koneksi ini, mereka diharapkan dapat saling berbagi pengalaman, bertukar wawasan, serta mendapatkan dukungan dalam mengembangkan usaha berbasis desa secara digital.
Kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa, tetapi juga memiliki dampak yang lebih luas bagi masyarakat desa secara keseluruhan. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai pemasaran digital, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang mampu membawa inovasi ke desa masing-masing. Mereka dapat berperan sebagai pendamping bagi masyarakat dalam memahami bagaimana teknologi digital dapat digunakan untuk mengembangkan usaha desa, meningkatkan daya saing produk lokal, serta memperluas pasar melalui platform digital.
Lebih dari itu, pelatihan ini juga memberikan inspirasi bagi mahasiswa untuk mulai berpikir kreatif dalam menciptakan solusi digital yang dapat membantu memajukan desa. Misalnya, mahasiswa dapat mengembangkan platform digital khusus untuk pemasaran produk desa, menciptakan program pelatihan digital bagi warga desa, atau bahkan membangun komunitas daring yang berfokus pada pengembangan usaha berbasis desa. Dengan demikian, manfaat dari pelatihan ini tidak hanya dirasakan dalam jangka pendek, tetapi juga berpotensi untuk memberikan dampak yang berkelanjutan bagi masyarakat desa di masa depan.
Dengan adanya pelatihan ini, Program Studi Pembangunan Masyarakat Desa STPMD APMD Yogyakarta menunjukkan komitmennya dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan yang relevan di era digital. Tidak hanya sekadar memahami teori, mahasiswa juga didorong untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dalam proyek nyata yang dapat memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat desa. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa digitalisasi dapat menjadi alat yang kuat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa jika diterapkan dengan strategi yang tepat dan inovatif.
Pelatihan digital marketing ini bukan hanya sekadar kegiatan akademik, tetapi juga merupakan langkah nyata dalam menjembatani kesenjangan digital antara desa dan perkotaan. Dengan semakin banyaknya mahasiswa yang memahami pentingnya pemasaran digital, harapannya semakin banyak pula masyarakat desa yang mendapatkan manfaat dari inovasi yang mereka ciptakan. Pada akhirnya, program ini bukan hanya tentang bagaimana memasarkan produk desa di dunia digital, tetapi juga tentang bagaimana menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat desa di Indonesia. (Lau)
