“Sayur ndeso rasa kutho, muka desa rejeki kota”

Di tulis Oleh: Hery Purnomo, S. Sos, MPA

Pernahkah kita mendengar ungkapan “Sayur ndeso rasa kutho” dimana ungkapan tersebut terlontar ketika seseorang sedang menawarkan dagangannya. Pernahkah mendengar ungkapan “Muka desa rejeki kota”.  Kedua ungkapan yang tersaji ini secara eksplisit menegasikan bahwa “desa” sebagai entitas yang kurang di banding dengan “kota”.  Ungkapan tersebut secara simbolik juga menegaskan bahwa adanya ke kurang pede-an  orang terhadap entitas desa. Desa dari zaman tempo dulu memiliki kecenderungan untuk selalu kalah dalam arena narasi yang di bangun. Seorang Robert  Chambers  membuktikan bahwa desa dan isinya bukan sesuatu yang di pandang sebelah mata atau remeh temeh, tetapi desa memiliki sebuah daya yang luar biasa jika di dalami secara seksama. Belajar tentang desa, terjun dan melebur menyelami dari berbagai aspek, baik aspek kultural, sosial, dan institusional akan lebih mendekatkan kita pada hakikat desa itu sendiri. Desa yang dianggap remeh temeh akan hilang serta merta berubah menjadi keagungan. Bung Hatta, dalam ungkapannya “ Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta tetapi Indonesia bercahaya karena lilin-lilin di desa” menunjukkan bahwa bagaimana seorang Hatta mampu menghayati keberadaan desa sesuatu yang agung dimana beliau sadar betul kekuatan yang ada di desa.

 Desa sebagai suatu entitas kemudian apakah bisa bertransformasi menjadi suatu kekuatan yang dasyat? Tentu bisa, tetapi dengan kerendahan hati,  desa tidak seperti itu berubah menjadi angkuh atau bahkan berkeinginan mencaplok kota. Desa tetaplah desa dengan kearifannya. Desa bisa berubah bentuk dengan apa yang ada di dalamnya, tergantung pada ekosistem yang ada di dalamya. Desa ingin membangun industri-industri?Tentu bisa, walaupun tembok penghalang siap membangun barisannya dan menyerang, Desa Kalah?Desa tetap setia dengan kerendah hatian dan kearifannya.

Penghayatan terhadap desa ini yang perlu di tanamkan sehingga bibit-bibit daya ini muncul untuk mengagungkan desa dan ekosistemnya. Kelak di kemudian hari kita akan melihat bahwa desa sebagai entitas yang percaya diri yang berdaya dan tetap menjaga kerendah hatian dan kearifannya.  Desa dengan dayanya bersama-sama dengan kota bahu membahu menjadi kesatuan yang menciptakan kemaslahatan bagi ekosistemnya, apakah hal tersebut dapat terwujud?Jawabnya adalah bisa. Desa dan kota bukanlah sesuatu yang di bandingkan ataupun sesuatu yang saling mengalahkan. Desa dan kota merupakan dua entitas yang berbeda tetapi saling berkaitan dan membutuhkan.