Penguatan Kelompok Petambak Udang Minaloka Jaya di Desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah

Disusun oleh: Trisna Maulidya Wardani (mahasiswa PMD angkatan 2019)

Latar Belakang

Peran petambak udang cukup membantu keluarga petambak dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan rumah tangga, Partisipasinya secara nyata memberikan sumbangan untuk kelangsungan rumah tangganya melalui perikanan. Namun demikian kelompok petambak udang tidak berjalan dengan baik hal ini ditandai dengan tidak adanya pertemuan dan kegiatan secara rutin. Adapun lahan yang digunakan saat ini milik pemerintah bukanlah milik pribadi. Selain itu kurangnya pengetahuan sumber daya manusia tentang  proses budidaya yang baik. Serangan penyakit udang yang sulit teratasi menjadi faktor penghambat utama dalam kelompok. Dengan kondisi yang ditemui menarik saya untuk melakukan magang dan mengkaji kelompok lebih lanjut mengenai kegiatan maupun secara kelembagaan sehingga perlu adanya penguatan kelompok. Penguatan pengorganisasian kelompok perlu dilakukan  agar kelompok dapat berjalan kembali dan meningkatnya pemahaman terhadap pentingnya usaha berkelompok sehinga tujuan dalam meningkatkan kesejahteraan anggota keluarga bisa terlaksana dan tercapai.

Metode yang digunakan dalam melaksanakan magang yaitu analisis SWOT. Teknik dasar SWOT pada dasarnya merupakan suatu teknik untuk mengenali berbagai kondisi yang menjadi basis bagi perencanaan strategi. Setelah mengenali isu permasalahan yang dihadapi secara teoritis perlu dibangun kesepakatan antar stakeholder mengenai “apa yang diinginkan kedepan” terhadap isu tersebut. Komponen atau elemen apa yang perlu untuk ditingkatkan, dikurangi, atau justru diganti, memerlukan suatu analisis S.W.O.T tersebut. SWOT merupakan singkatan dari Strenght (kekuatan), Weakness (Kelemahan), Oppurtunity (Kesempatan), dan Threat (ancaman). Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Strenght (kekuatan) dan Oppurtunity (Kesempatan), namun secara bersamaan dapat meminimalkan Weakness (Kelemahan) dan Threat (Ancaman).

Pembahasan Magang

Pelaksanaan magang dilakukan sesuai dengan strategi yang telah dibuat berdasarkan analisis permasalahan yang dihadapi. Beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu:

  1. Pembuatan bagan struktur. Hasil dari kegiatan tersebut terbentuknya bagan struktue organisasi Kelompok Petambak Udang Minaloka Jaya.
  2. Penyampaian usulan diadakan pertemuan rutin 1 bulan sekali. Pemagang mengusulkan ketua kelompok agar kegiatan rutin yang awalnya dilakukan setiap 3 bulan sekali dapat diganti setiap 1 bulan sekali. Tanggapan ketua kelompok yakni akan mempertimbangkan saran dari pemagang untuk dibicarakan dengan kelompok pada pertemuan selanjutnya.
  3. Membuat buku administrasi kelompok. Hasil dari kegiatan yaitu terbuatnya buku administrasi yang terdiri dari buku notulen, buku daftar hadir dan buku pemasukan pengeluaran.
  4. Penyampaian usulan kegiatan penggunaan listrik dalam teknologi budidaya. Hasil dari kegiatan: Pemagang mengusulkan kepada Ketua Kelompok Petambak Udang Minaloka Jaya agar dapat memanfaatkan listrik PLN yang tersedia untuk penggunaan teknologi dalam budidaya. Penggunaan teknologi listrik dapat menghemat pengeluaran dan ramah lingkungan. Ketua kelompok menanggapi positif usulan dari pemagang. Namun usulan dari pemagang untuk saat ini belum dapat teralisasi dikarenakan masih minimnya modal. Sementara ini kegiatan budidaya masih menggunakan tenaga mesin diesel yang terjangkau akan tetapi penggunaan teknologi ini dirasa tidak ramah lingkungan.
  5. Penyampaian usulan kegiatan pelatihan keterampilan untuk kelompok. Hasil dari kegiatan: Pemagang mengusulkan kepada Kepala Desa Ketawangrejo untuk mengadakan pelatihan keterampilan budidaya udang. Pemagang mengatakan kegiatan ini penting dilakukan karena dalam prosesnya anggota dalam melakukan budidaya masih menggunakan pengetahuan minim. Anggota masih menggunakan teknologi dan kemampuan sederhana dalam kegiatan budidaya. Sehingga masalah penyakit sampai saat ini belum teratasi karena minimnya dasar pengetahuan budidaya. Pak Supriyanto menanggapi dengan antusias pemagang. Beliau menyadari bahwa pengetahuan anggota petambak masih rendah sehingga perlu adanya bekal keterampilan budidaya.
  6. Penyuluhan peningkatan partisipasi anggota dalam kelompok Hasil dari kegiatan: Terlaksanakannya kegiatan penyuluhan guna meningkatkan partisipasi anggota pada kelompok. Selain itu meningkatnya pemahaman anggota  karena sudah mulai memahami pentingnya keikutsertaan partisipasi dalam kelompok.
  7. Penyampaian usulan kegiatan kerjasama dengan pedagang pengumpul udang. Hasil dari kegiatan: Pemagang mengusulkan kepada ketua kelompok untuk menjalin kerjsama dengan pedagang pengumpul udang agar hasil budidaya dapat langsung terjual. Ketua kelompok menanggapi bahwa sudah dilakukan kerja sama dengan evergreen namun belum ada surat perjanjian kerjasama secara resmi. Pemagang mengusulkan untuk diadakannya surat perjanjian agar ada perjanjian yang bersifat mengikat

Pemetaan Sosial Ekonomi.

Usia rata-rata petambak yaitu antara 30-50 tahun. Usia petambak ini adalah usia rata-rata produktif untuk bekerja. Tingkat pendidikan yang tergolong masih rendah. Tingkat pendidikan rendah mempengaruhi dalam budidaya. Hal ini terlihat dari kegiatan petambak yang masih menggunakan metode sederhana dalam penerapan budidaya, sehingga dalam budidaya kurang maksimal. Petambak memiliki 9 kolam tambak dengan luas antara 1.000 – 1.800 m². Kegiatan budidaya dilakukan oleh salah satu anggota pekerja tambak. Dalam proses budidaya udang petambak melakukan kerja sama dengan evergreen terkait benur, pakan dan penjualan hasil udang. Selain itu kerja sama dengan pihak ketiga untuk bahan bakar solar diesel. Anggota kelompok petambak tidak sepenuhnya ikut dalam kegiatan budidaya, anggota hanya menanamkan modal atau saham. Sehingga modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan budidaya udang berasal dari anggota kelompok. Anggota kelompok menanam saham untuk budidaya mulai dari 5–25 juta. Keuntungan yang didapatkan mulai dari 20-60 juta/siklus. Kegiatan budidaya ini merupakan pekerjaan tambahan bagi petambak. Mata pencaharian utama petambak yakni sebagai petani, perangkat desa, PNS, wiraswasta dan buruh. Pendapatan dari hasil budidaya digunakan oleh petani tambak untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, pendidikan, kesehatan maupun sebagai tabungan. Tingkat pendapatan petani tambak Minaloka Jaya di Desa Ketawangrejo tergolong sudah terpenuhi. Adanya kegiatan memberikan dampak sosial bagi masyarkat Desa Ketawangrejo. Kegiatan penyekatan lahan, pembersihan kolam dan proses panen berasal dari masyarakat. Hal ini memunculkan peluang pekerjaan bagi masyarakat. Hasil panen udang pun yang tidak masuk dalam kriteria dijual kepada pedangang lokal. Selain itu adanya kelompok memotivasi masyarakat sekitar kelompok untuk ikut melakukan budidaya udang

Kesimpulan

Berdasarkan hasil magang yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan yaitu:

  1. Tingkat partisipasi anggota pada kelompok kurang sehingga perlu adanya pengaktifan tugas pokok dan fungsi kelompok agar dapat berjalan lebih efektif
  2. Penyakit pada udang sulit teratasi mengakibatkan rendahnya produktifitas sehingga perlu adanya pendampingan budidaya secara efektif agar dapat meminimalisir penyakit pada udang
  3. Kegiatan pertemuan rutin yang dilakukan 3 kali dalam sebulan mengakibatkan terhambatnya kegiatan kelompok, sebaiknya pertemuan dilakukan satu bulan sekali agar anggota memahami perkembangan kelompok dan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan cepat dan tepat